SMK Pelayaran Wira Samudera menjajaki kerja sama dengan dunia kerja dengan perusahaan asing asal Jepang di sektor maritim. Hal itu diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepakatan (memorandum of understanding/MoU) dengan perusahaan Fuji Busan Jepang di gedung SMK Pelayaran Wira Samudera, di jalan Kokrosono Semarang, Sabtu 15 juni 2019. Kepala Sekolah SMK Pelayaran Wira Samudra, Indri Desianti, mengatakan, dengan menjalin kerja sama sekolah dapat melakukan singkronisasi kurikulum. Melalui kerja sama tersebut hal-hal yang diajarkan di SMK Pelayaran Wira Samudera bisa sesuai dengan dunia usaha dan dunia kerja di Jepang. “Dengan adanya Mou ini kami optimistis anak-anak didik di SMK kami bisa terserap 100 persen di dunia usaha dan dunia industri,” kata Indri.
Indri mengatakan, Jepang bukan satu-satunya negara menjadi target kerja sama. Pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan negara lain, seperti Korea. “Kerja sama ini akan menjadi titik awal sekolah kami untuk bisa menjalin kerja sama dengan negara lain,” kata Indri. Indri berharap, setelah Jepang nanti akan disusul dengan negara lainnya seperti Korea dan masih ada lagi beberapa negara yang akan melakukan Mou dengan sekoilah kami. Sementara itu, Pemrakarsa kerja sama antara pihak sekolah dengan dunia usaha di Jepang, PT Internatiional Mitra Sejati, mengaku senang dengan adanya kerja sama dua belah pihak.
Manager Manager Operasional PT Internanational Mitra Sejati, Riyanto, mengatakan, sekarang ini dalam dunia kerja sangat di perlukan konsep link and match. Konsep link and match merupakan konsep keterkaitan antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja, atau keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan penggunanya. Menurut Riyanto, dengan adanya keterkaitan ini, pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja dapat mengadakan hubungan dengan dunia usaha atau industri. “Dengan link and match ini suatu lembaga bisa mengadakan kerja sama dengan pihak lain khususnya dengan perusahaan atau industri agar siswa bisa magang di perusahaan tersebut,” kata Riyanto. Untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya melakukan pendekatan sosial dan pendekatan ketenagakerjaan. Untuk pendekatan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat yang mana pendekatan ini menitikberatkan pada tujuan pendidikan dan pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan.
Sedangkan pendekatan ketenagakerjaan merupakan pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada murid dan orang tua secara bebas. “Pendidikan formal dianggap sebagai penentu dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan titik temu antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas kerja, dengan asumsi semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas kerja,” kata Riyanto.